Cara Membuka File Video MKV di Windows Media Player

cara membuka / memainkan file video MKV di windows media player. MKV adalah salah satu format video yang mana kualitasnya hampir sama dengan format video MP4 atau AVI. Salah satu format video ini banyak dipilih karena cenderung memiliki ukuran yang lebih kecil. Jika Anda sering mendownload film, tentunya sering menemukan format video MKV ini. Namun, jika bagi pengguna windows, Anda tidak dapat membuka file MKV ini pada aplikasi windows media player karena memang windows media player tidak mendukung format video ini. Bisa saja Anda menggunakan aplikasi tambahan seperti VLC atau GOM Player. Tapi, menggunakan software aplikasi yang sudah ada apa salahnya untuk meminimalisir penggunaan hardsik. Lalu bagaimana cara membuka file MKV di windows media player ? Caranya cukuplah mudah, Anda hanya perlu menginstall codec sebagai tambahan agar nantinya beberapa file format video dapat dijalankan. 

Silahkan untuk mendownload Codec-nya disini 

Klik download CCCP untuk memulai proses download. Setelah di download silahkan Anda install seperti biasa. Selanjutnya kini Anda dapat membuka file format MKV pada windows media player. Selamat menonton !

Sekian untuk tutorial kali ini, semoga bermanfaat :)

Contoh dan Cara Melakukan Analisis SWOT Bisnis Online

analisis SWOT
Cara melakukan analisis SWOT - Strengths, weaknesses, opportunities, threats adalah sesuatu yang banyak dipelajari terutama oleh mahasiswa S2. Sayangnya, Bisnis sering memperlakukan analisis SWOT seperti geometri –  Anda harus pelajari, tetapi tidak akan pernah menggunakannya lagi. Namun, analisis SWOT memberikan hal yang kongkret, mengingatkan terhadap kondisi yang sebenarnya (real-world audit) dan memberikan hal relatif yang ada di dalam industri.

Tips Memulai Bisnis Pribadi

Memulai Bisnis Pribadi
Jenuh dengan rutinitas kantor? Bosan dengan sistem kerja harian? Capek hati mendengar perintah dan keluhan atasan? Jika ya, mungkin inilah saatnya Anda berhenti bekerja untuk orang lain dan memulai usaha sendiri. Memulai bisnis pribadi tidak serumit yang Anda bayangkan. Asalkan langkah awalnya tepat, dijamin Anda akan menjadi pengusaha sukses di kemudian hari.

Cara Cek Windows 32 Bit Atau 64 Bit

Cara Cek Windows 32 Bit Atau 64 Bit
Kadang anda bingung bagaimana cara cek windows 32 bit atau 64 bit yang mudah untuk anda lakukan. padahal jika anda mau untuk lebih teliti sebenarnya untuk cek windows 32 bit atau 64 bit sangat mudah. Memang pada setiap versi windows ada yang memiliki cara berbeda untuk pengecekan bit. Agar lebih jelas maka dibawah ini akan dijelaskan cara yang mudah anda lakukan untuk cek windows 32 bit atau 64 bit.

Menjadi Seorang Netpreneur Muda

Menjadi Seorang Netpreneur Muda
Bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian adalah pepatah yang cocok untuk seorang netpreneur. Menjadi Netpreneur adalah pilihan terbaik jika ingin hidup sejahtera tanpa harus jadi karyawan. Menjadi netpreneur di usia muda mempunyai banyak keuntungan maka tak ada salahnya sejak dini belajar bisnis. Salah satu keuntungannya adalah mudahnya mencari modal usaha terutama bagi mereka yang masih dibawah tanggung jawab orang tua.

Apakah Gelar Akademik Pengaruhi Kesuksesan Masa Depan

Apakah Gelar Akademik Pengaruhi Kesuksesan Masa Depan
Apakah Gelar Akademik Pengaruhi Kesuksesan Masa Depan - Banyak terjadi, lemahnya kondisi finansial menyebabkan seseorang tidak mampu melanjutkan studi ke jenjang S1, apalagi S2 atau S3. Namun, apakah hal itu lantas menyebabkan ia tidak bisa sukses di masa depan?

10 Rahasia Pengusaha Online

10 Rahasia Pengusaha Online
10 Rahasia Pengusaha Online - Banyak cara untuk berjualan online tapi sedikit orang yang paham bagaimana sukses dengan hanya berjualan online. Selain banyak orang masih belum paham dengan teknologi internet saat ini, masih banyak yang takut untuk terjun ke dalam bisnis online padahal bila kita mampu memanfaatkan internet secara maksimal kita bisa sukses dengannya.

Teori Penetapan Harga Produk

Teori Penetapan Harga Produk
Teori Penetapan Harga Produk - Hal yang sulit bagi Netpreneur selain merancang produk adalah menentukan harga. Harga berpengaruh besar terhadap citra produk dan kelangsungan produk dipasaran. Terlalu mahal dan terlalu murah, keduanya bisa berdampak buruk bagi produk tersebut.

Oleh karena itu harga harus ditetapkan sesuai dengan rencana jangka panjang yang ada. Sebaiknya harga suatu produk tidak berubah-ubah, karena dapat membingungkan konsumen.

Ada beberapa teknik penetapan harga suatu produk, berikut 5 diantaranya:
  • Cost Plus mark-up, menambahkan modal/biaya dengan untung yg diharapkan.
  • Competitive pricing, menetapkan harga berdasarkan harga jual kompetitor.
  • Price skimming, menetapkan harga awal jual tinggi. Biasanya pada produk yg unik dan tak ada penggantinya.
  • Multiple unit pricing, memberikan potongan harga untuk pembelian dalam jumlah banyak.
  • Bundling, menjual beberapa barang dalam satu harga. Hal ini bisa dilakukan agar barang cepat terjual.

Bila digunakan dengan tepat, teknik diatas dapat meningkatkan penjualan produk. Contohnya: menggabungkan teknik Price Skimming & Multiple Unit Pricing di awal kemudian teknik Bundling sebagai promosi.

Bagi penjual dengan margin profit kecil, manfaatkan teknik Bundling/Multiple Unit Pricing untuk menaikkan keuntungan. Bagi penjual barang bekas, teknik Bundling bisa digunakan agar barang cepat terjual.

Harga bukanlah segalanya, konsumen saat ini cerdas dalam menilai sebuah produk apakah berkualitas atau tidak. Harga murah tidak menentukan produk kita akan laku terjual. Ada faktor lain yang berpengaruh, terutama dalam hal cara jualan online gampang.

Bila harga sudah jadi sesuatu yang tak dapat dirubah, fokuslah pada kualitas produk dan layanan kita terhadap pembeli. Ingat! harga bukanlah segalanya.

Menciptakan dan Menanggapi Peluang Usaha Online

Menciptakan dan Menanggapi Peluang Usaha Online
Menciptakan dan Menanggapi Peluang Usaha Online - Berwirausaha secara on-line bukanlah sesuatu yang baru di era digital ini. Sudah tak terhitung banyaknya transaksi penjualan produk dan jasa yang terjalin secara on-line. Meskipun penjualan on-line marak terjadi, tidak semua wirausahawan on-line bisa dikatakan sukses, lho. Lalu, bagaimana cara menjadi wirausahawan on-line yang sukses?

Menurut tokoh A Pakerti, berwirausaha itu senantiasa berhubungan dengan dua unsur pokok, yaitu peluang dan kemampuan menanggapi peluang tersebut. Maksudnya, keadaan yang tidak pasti di masa depan harus dilihat sebagai sebuah peluang berwirausaha. Selain itu, kemajuan teknologi juga menciptakan peluang berwirausaha. Secara spesifik, kemajuan teknologi memudahkan para wirausahawan berdagang secara on-line, yang pastinya tidak membutuhkan modal dalam jumlah besar untuk memasarkan produk atau jasanya.

Nah, kalau peluang sudah ada, pertanyaan berikutnya adalah mampukah kita menanggapi peluang tersebut dengan baik? Menurut ahli wirausaha bernama Wesper, perilaku wirausaha sebenarnya adalah sebuah kerja. Berhasil atau tidaknya kerja tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut:

Pemilihan tempat kerja sebelum berwirausaha

Bagi wirausahawan on-line, pemilihan tempat kerja berkaitan erat dengan internet. Jejaring sosial, atau akrab dikenal sebagai social media, banyak dipilih wirausahawan on-line sebagai “tempat kerja”nya. Wirausahawan on-line harus memiliki akun-akun di jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, YouTube, dan situs pribadi. Nah, keberhasilan wirausahawan on-line dalam memasarkan produk dan jasanya terletak pada kemampuannya menggunakan “tempat kerja” on-line-nya ini secara optimal. Memiliki akun di Facebook namun jarang melakukan posting dan update tentang produk dan jasa yang dijualnya? Sudah pasti tidak akan banyak orang yang aware akan brand yang ia miliki. Akibatnya, ia tidak akan mendapatkan konsumen. Akun-akun yang dimiliki seorang wirausahawan on-line harus sesering mungkin di-update agar produk dan jasa yang ditawarkan juga sering muncul di timeline orang banyak. Semakin banyak orang yang membaca hasil posting dari si wirausahawan, maka publik akan semakin aware terhadap brand milik wirausahawan on-line tersebut.

Contoh lain dari pemilihan “tempat kerja” wirausahawan on-line adalah pemilihan domain situs. Jika situs yang dimiliki wirausahawan on-line untuk berjualan adalah akun dari sebuah blog gratisan, profesionalisme wirausahawan tersebut pasti akan dipertanyakan oleh orang banyak. Lain halnya kalau seorang wirausahawan on-line membeli domain untuk situs pribadinya. Profesionalisme dari wirausahawan on-line tersebut akan dipandang baik oleh orang banyak. Orang banyak pun akan berpandangan bahwa produk atau jasa yang dijual si wirausahawan on-line bukanlah produk atau jasa yang sembarangan. Membeli domain pribadi diibaratkan sebagai membangun “tempat kerja” yang bagus. Jika “tempat kerja” sebuah perusahaan bagus, maka perusahaan tersebut akan dianggap bonafit oleh orang yang melihatnya.

Pemilihan bidang usaha

Wesper mengatakan, apa yang dipilih wirausahawan sebagai bidang usahanya juga mempengaruhi kebehasilan usahanya. Wirausahawan on-line juga harus bisa memilih bidang usaha yang tepat bagi dirinya, di samping mempertimbangkan peluang bidang usaha tersebut di pasaran on-line. JIka suatu produk sudah banyak dijual secara on-line, maka kemungkinan keberhasilan penjualan produk yang sama oleh seorang wirausahawan akan semakin kecil. Wirausahawan on-line harus jeli dalam melihat produk atau jasa apa yang belum marak ditawarkan dalam pasar on-line.

Kemampuan dalam menyusun dan menerapkan manajemen yang tepat

Artinya, wirausahawan on-line harus mampu me-manage sistem kerjanya di dunia on-line. Ia harus konsisten dalam melakukan maintenance terhadap seluruh posting tentang produk dan jasa yang dijualnya. Contoh lain dari manajemen yang tepat adalah kemampuan wirausahawan on-line dalam menentukan pembeli yang serius dan yang tidak. Jika ada pembeli yang telah memesan produk namun belum melakukan pembayaran dalam waktu yang telah ditentukan, ada baiknya produk tersebut ditawarkan kembali dalam pasar on-line. Kemampuan manajemen yang tepat seperti ini harus dimiiki oleh wirausahawan on-line agar usahanya berhasil dan berkembang.***(ar)

Tips Mancing Di Sungai Berarus Deras

Tips Mancing Di Sungai Berarus Deras
Mancing di sungai dengan aliran air yang deras memiliki tantangnan sendiri untuk beberapa pemancing. Dengan air sungai yang mengalir deras, bakal susah untuk kita untuk meletakkan umpan pancing kita pada tempat yang kita kehendaki. Dengan keadaan seperti ini kita memerlukan kiat spesial untuk mensiasati supaya terus dapat mancing walaupun aliran air sungai sangat deras.
  • Banyak hal yang butuh di perhatikan saat kita memancing di sungai dengan aliran air yang deras yaitu seperti berikut : Joran atau Tongkat Pancing serta senar pancing. Gunakan joran yang lentur serta senar yang kuat, lantaran kemampuan ikan bakal jadi 2 x lipat lebih kuat lantaran dibantu oleh arus sungai.
  • Mata kail serta pemberat. Untuk mata pancing/kail juga janganlah terlampau besar, terkecuali bila tujuan memancing kita telah terang ikan-ikan besar seperti Patin serta Jelawat, cukup ukuran 1 – 2, 5 saja. Pakai pemberat atau timah supaya umpan bisa selekasnya hingga ke basic sungai sebelum saat terbawa oleh derasnya air.
  • Tempat Mancing. Pastikan tempat yang kering serta padat supaya anda tak terpeleset waktu menarik ikan. Bila ada tempat berbatu besar serta tinggi, bakal tambah baik kita memancing dari atas batu itu supaya pandangan kita jadi lebih luas serta dapat menentukan spot memancing yang semakin banyak. 

Tehnik memancing

Untuk teknik mancing, ada dua teknik yang dapat kita pakai, yakni : 
  1. Tehnik yang paling kerap digunakan yaitu dengan melemparkan kail jauh ke sungai ke arah berlawanan dengan arus sungai sejauh barangkali serta membiarkan umpan serta pemberat meraih basic sungai dengan sendirinya serta membiarkan umpan bergerak sendiri oleh dorongan arus sungai. Pemberat benar-benar utama supaya umpan tak melayang kemana-mana terbawa arus sungai. 
  2. Umpan cuma ditempatkan di pinggir-pinggir sungai berarus deras. Umumnya ada type ikan yang sukai mencari makan di sisi-sisi sungai. Kadang-kadang juga banyak ikan yang tersembunyi di bawah dahan pohon yang dekat dengan permukaan sungai ataupun di sela- sela akar pohon yang masuk ke dalam segi sungai. Cukup letakan joran dengan ujung joran mendekati air serta upayakan umpan melayang-layang di sungai, tak hingga ke basic sungai.
Sekian sedikit panduan serta trick untuk mancing di sungai yang berarus deras. 
Kami anjurkan untuk terus mencermati keselamatan anda lantaran memancing disungai yang berarus deras mempunyai potensi bahaya yang lebih tinggi. Diluar itu juga mempunyai tingkat kesusahan yang cukup tinggi untuk dapat memperoleh ikan, jadi tak hanya panduan serta trick di atas, baiknya anda terlebih dulu mencermati kondisi serta keadaan tempat di mana anda memancing.

Spesialisasi Akuntansi Keuangan Vs Akuntansi Manajemen

Spesialisasi Akuntansi Keuangan Vs Akuntansi Manajemen

Di bangku sekolah—mulai dari SMA/SMK hingga perguruan tinggi—diajari keduanya. Namun begitu memasuki dunia kerja anda disuguhi pilihan spesialisasi antara “Akuntansi Keuangan” (Financial Accounting) atau “Akuntansi Managemen” (Management Accounting). Pilih mana?
Misalnya:
  • Jika anda ingin menjadi seorang partner di sebuah Kantor Akuntan Publik, sudah pasti anda harus terspesialisasi ke akuntansi keuangan; atau
  • Jika anda ingin menjadi seorang direktur keuangan di perusahaan mau tidak mau anda akan berhadapan dengan akuntansi manajemen disamping akuntansi keuangan; dan
  • Lain sebagainya.
Contoh di atas kebetulan keduanya sudah posisi puncak (top position); siapa yang tidak ingin jadi direktur atau partner? Masalahnya, tidak ada orang yang tiba-tiba saja berada di posisi puncak; semua mulai dari bawah, menangani pekerjaan-pekerjaan teknis—istilahnya “the dirty works”. Di wilayah “dirty works” ini, mau tidak mau, suka tak suka, pasti terspesialisasi.
Yang perlu anda pikirkan mungkin, seperti apa sih tipikal pekerjaan dari masing-masing jenis akuntansi itu? Apakah cocok dengan anda?
Itulah pokok bahasan dalam artikel ini. Setelah melakukan perbandingan dan analisa sederhana, seperti biasanya, saya akan menyertakan rekomendasi di akhir tulisan yang mudah-mudahan bisa dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan spesialisasi antara akuntansi keuangan atau akuntansi manajemen.
Namun sebelum itu, kita lihat dulu yang satu ini…

Miskonsepsi Tentang Jenis Skill Akuntansi Yang Dibutuhkan

Ada anggapan yang menyebutkan bahwa semua akuntan yang bekerja di perusahaan (swasta atau BUMN/BUMD) adalah AKUNTAN MANAJEMEN (Management Accountant). Dilihat dari aspek “untuk kepentingan siapa bekerja,” IYA, mereka memang bekerja untuk kepentingan management, digaji oleh perusahaan, thus disebut akuntan manajemen (management accountant.)
Namun akan menjadi KELIRU jika anggapan itu kemudian diterjemahkan seolah-olah skill yang dibutuhkan untuk bekerja di perusahaan hanya akuntansi manajemen. Faktanya yang benar, skill “akuntansi keuangan” dan “akuntasi manajemen” sama-sama dibutuhkan—tergantung posisinya.
Di dalam perusahaan, ada akuntan yang pekerjaannya menangani pelaporan keuangan (thus menggunakan skill akuntansi keuangan) dan ada yang menangani pelaporan manajemen thus menggunakan skill akuntansi manajemen.
Di luar itu, ada juga anggapan yang menyebutkan bahwa mereka yang terspesialiasi ke Akuntansi Manajemen tidak bisa bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP). Faktanya, KAP itu bisnisnya terbagi menjadi dua bagian besar, yaitu jasa ATESTASI (Assurance Services) yang khusus menangani Audit; dan jasa Konsultasi Bisnis (Trusted Business Advisory/TBA) yang khusus memberikan asistensi kepada perusahaan.
Para Auditor di KAP, YA, mereka Akuntan Publik yang independent—dalam artian tidak memihak perusahaan manapun, setidaknya secara teroritis dan aturan. Namun, mereka yang bekerja di divisi TBA-nya bersifat dependent, mereka bekerja untuk kepentingan manajemen perusahaan kliennya, sehingga sesungguhnya mereka adalah akuntan manajemen jika dilihat dari untuk siapa mereka bekerja.
Lalu, yang mana lebih cocok untuk anda?
Untuk menjawab pertanyaan ini sebaiknya kita lihat perbandingan antara “Akuntansi Keuangan” Vs “Akuntansi Manajemen” terlebih dahulu.

Perbandingan Akuntansi Manajemen Vs Akuntansi Keuangan

Berikut adalah perbandingannya, dilihat dari berbagai aspek:

1. Pengguna Utama Laporan:

a). Akuntansi Keuangan – Pengguna utama laporan yang dihasilkan oleh Akuntansi keuangan adalah pihak eksternal perusahaan. Pihak eksternal yang dimaksudkan di sini, yakni para pemegang saham, kreditur (institusi keuangan dan non-keuangan), dan regulator (Badan Pengawas Pasar Modal dan Direktorat Jenderal Pajak).
b). Akuntansi Manajemen – Seperti namanya, pengguna utama laporan yang dihasilkan oleh akuntansi manajemen adalah para pengelola perusahaaan yang terdiri dari para manajer dan eksekutif perusahaan yang lumrah disebut “management” saja.

2. Laporan Utama yang Disajikan:

a). Akuntansi Keuangan – Laporan utama yang disajikan oleh Akuntansi Keuangan selalu berupa “Laporan Keuangan” yang terdiri dari:
  • Neraca (Balance Sheet) – Laporan Keuangan yang menyajikan informasi mengenai posisi keuangan perusahaan hingga pada tanggal tertentu, misalnya 31 Desember 2013 (itu sebabnya PSAK saat ini memakai istilah “Lap Posisi Keuangan”.) Isinya: Aset, Liabilitas, Ekuitas Pemilik.
  • Laporan Laba Rugi (Profit and Lost Statement) – Laporan Keuangan yang menyajikan informasi mengenai hasil operasional perusahaan selama satu periode tertentu, misalnya 1 Januari s/d 31 Desember 2013, apakah membukukan laba atau rugi. Isinya: Pendapatan, Beban, Biaya, Laba/Rugi.
  • Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement) – Laporan Keuangan yang menyajikan informasi mengenai aliran kas perusahaan; darimana kas masuknya berasal dan digunakan untuk apa saja, selama satu periode tertentu, misalnya 1 Januari s/d 31 Desember 2013. Isinya: Kas dari Aktivitas Investasi, Kas dari Aktivitas Operasi, dan Kas dari Aktivitas Pendanaan.
b). Akuntansi Manajemen – Laporan utama yang disajikan oleh Akuntansi Manajemen beragam dan tidak sama antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lain—tergantung jenis dan skala usahanya. Namun laporan-laporannya selalu berupa Laporan Internal, diantaranya berupa:
  • Laporan Kas (Cash Reports) – Laporan yang menyajikan posisi kas setiap hari atau minggu, perbandingan kas dengan forecast dan budget, perbandingan kas periode sebelumnya)
  • Laporan Status (Status Reports) – Laporan yang menyajikan kinerja keuangan dan operasional perusahaan per hari atau minggu. Memuat perbandingan antara kondisi sebenarnya yang sedang terjadi dengan budget dan forecast.
  • Laporan Gaji (Payroll Reports) –Laporan dapat memberi informasi, sampai per laporan dibuat, sudah berapa kewajiban gaji dan upah perusahaan terhadap pegawai per departemen, per orang. Sekaligus membandingkan data tersebut dengan budget dan forecast.
  • Laporan Penjualan dan Biaya (Sales and Expenses Reports) – Laporan yang menyajikan capaian penjualan sampai per tanggal laporan, sudah berapa persen yang tercapai dibandingkan dengan forecast dan budget. Data disajikan per customer (pelanggan) atau per nama marketer/salesman. Di sisi lainnya juga menyajikan biaya-biaya yang telah dikeluarkan hingga laporan yang telah dibuat, apakah masih dalam toleransi budget, bagaimana perbadingannya dengan forecast.
  • Laporan Cost (Cost Report) – Laporan yang menyajikan besaran beban yang timbul dari operasional perusahaan, pada kurun waktu tertentu (untuk cost center bisa jadi harian atau mingguan), tentu saja dilengkapi dengan hitung-hitungan dan analisa-analisa beban/cost yang sangat rinci, per department hingga per aktivitas. Tergantung teknik costing apa yang diterapkan, laporan ini dilengkapi dengan hitungan dan analisa-analisa pelengkap, misalnya berupa “Laporan Selisih” (Variance Report) jika perusahaan menerapkan “standard costing”.
  • Laporan Marjin (Margin Reports) – Laporan yang menyajikan informasi mengenai marjin (nilai penjualan dikurangi harga pokok penjualan) per jenis barang (item) dan per customer (pelanggan). Laporan ini juga dapat memberi gambaran mengenai barang mana saja yang sampai pada saat laporan dibuat mencetak marjin (laba kotor) tinggi, mana yang rendah, dengan pisah batas dan parameter tertentu. Juga, menyajikan informasi mengenai penjualan ke customer (pelanggan) mana yang memberi marjin tinggi, mana yang rendah.
  • Laporan Kapasitas (Capacity Reports) – Laporan ini khas untuk perusahaan berjenis manufaktur (industri/pabrikan). Laporan yang menyajikan kapasitas produksi perusahaan per bagian/divisi, hingga per satu nit mesin. Sekaligus menampilkan data, kapasitas mesin per tanggal laporan dibuat, berapa persen terisi. Sehingga secara kesuluruhan dapat diketahui mesin mana saja yang bekerja dengan kapasitas penuh dan mana yang tidak.

3. Cakupan Isi Laporan:

a). Akuntansi Keuangan – Cakupan isi “Laporan Keuangan” yang disajikan oleh Akuntansi Keuangan mencerminkan atau mewakili kondisi perusahaan (baca: entitas) secara keseluruhan. Pembaca Laporan Keuangan tidak bisa mengetahui berapa penjualan dari toko A, B, dan C, dari PT JAK misalnya, karena yang disajikan hanya total penjualan dari semua toko yang ada di bawah kendali PT. JAK. Demikian halnya dengan beban/biaya. Hal itu karena pengguna Laporan Keuangan memang tidak membutuhkan informasi sampai sejauh itu.
b). Akuntansi Manajemen – Cakupan isi “Laporan Internal” yang disajikan oleh Akuntansi Manajemen mencerminkan atau mewakili sampai ke subunit suatu entitas mulai dari per cabang, departemen, hingga ke aktivitas tertentu. Pengguna Laporan Internal, yaitu management perusahaan, bisa mengetahui kondisi perusahaan ke bagian operasional perusahaan yang paling kecil. Hal ini karena informasi tersebut memang diperlukan untuk proses pengambilan keputusan internal para pengelola perusahaan.

4. Tingkat Kerincian Laporan:

a). Akuntansi Keuangan – Laporan Keuangan yang disajikan oleh Akuntansi Keuangan bersifat general, global dan ringkas. Neraca misalnya, pada perusahaan kecil mungkin terdiri dari satu halaman saja, sedangkan pada perusahaan terbuka (TBK) yang paling besar mungkin maksimal hanya 4 halaman saja. Demikian halnya dengan Laporan Laba Rugi dan Laporan Arus Kas, semuanya disajikan serba ringkas.
b). Akuntansi Manajemen – Laporan Internal yang disajikan oleh Akuntansi Manajemen bersifat spesifik dan detail. Laporan Penjualan misalnya, mungkin bisa berpuluh atau ratus halaman; dilaporkan per customer, per lokasi outlet (retailer), per item barang, per warna, per size, dst. Tak jarang laporan-laporannya juga dilengkapi dengan diagram (chart) yang dirancang untuk manager yang lebih suka membaca laporan yang divisualisasikan.

5. Sumber Data Laporan:

a). Akuntansi Keuangan – Data yang digunakan untuk menyusun Laporan Keuangan seratus persen bersumber dari transaksi keuangan yang kemudian diinput dalam bentuk journal entry (debit-kredit).
b). Akuntansi Manajemen – Data yang digunakan untuk membuat Laporan Internal manajemen bersumber dari data apapun yang dianggap relevan dan terkait dengan kegiatan usaha, termasuk jurnal (debit-credit yang dihasilkan oleh akuntansi keuangan.

6. Aturan Pengolahan Data dan Penyajian Laporan:

a). Akuntansi Keuangan – Dalam mengolah data dan menyajikan laporan, Akuntansi Keuangan secara tegas diwajibkan mengikuti konsep, prinsip dan postulat tertentu, yang tersandarisasi seperti tertuang dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Itu sebabnya, format laporan dan item dalam Laporan Keuangan selalu sama (setidaknya nyaris sama).
b). Akuntansi Manajemen – Patokan yang digunakan oleh Akuntansi Manajemen dalam mengolah data dan menyajikan laporan hanya AKURASI dan RELEVANSI-nya terhadap jenis keputusan manajemen perusahaan yang akan diambil—tidak ada aturan yang terstandarisasi. Itu sebabnya, format dan isi Lapotan Internal masing-masing perusahaan variatif.

7. Fungsi Pelaporan:

a). Akuntansi Keuangan – Pelaporan Keuangan oleh Akuntansi Keuangan dimaksudkan untuk tujuan yang bersifat umum dari pengguna laporan keuangan yang memiliki kepentingan berbeda-beda; pembagian dividend (pemegang saham), jual-beli saham dan sekuritas (trader), persetujuan kredit/funding (banker), partnership dan investasi (investor), perpajakan (DJP), dan regulasi pasar modal (Bappepam). Dalam pengertian, apapun kepentingan para pengguna, selalu disodori Laporan Keuangan yang format dan item dalam laporan keuangan yang selalu sama. Misalnya, Laporan Keuangan yang diberikan ke bank sama dengan yang dipublikasikan ke investor.
b). Akuntansi Manajemen – Pelaporan Internal oleh Akuntansi Manajemen dimaksudkan untuk kepentingan yang bisa jadi bersifat rutin (forecast dan budget misalnya), dan bisa jadi juga bersifat khusus dalam kasus yang sangat khusus—laporan kapasitas produksi karena perusahaan mengalami keterlambatan delivery misalnya, atau laporan penjualan yang dibutuhkan untuk perubahan strategi pemasaran misalnya, atau laporan analisa A/R dalam rangka melakukan revisi kebijakan kredit, dan lain sebagainya. Laporan yang diberikan kepada manager misalnya, tak sama dengan laporan yang disampaikan ke eksekutif, yang diserahkan ke manager produksi tidak sama dengan yang disampaikan ke manager pemasaran.

8. Waktu Pelaporan:

a). Akuntansi Keuangan – Penyampaian Laporan Keuangan oleh Akuntansi Keuangan dilakukan secara rutin dan terjadwal secara pasti (kwartal, semesteran, tahunan). Keterlambatan laporan bisa berakibat sanksi (misalnya terlambat menyampaikan laporan fiskal.)
b). Akuntansi Manajemen – Penyampaikan Laporan Internal oleh Akuntansi Manajemen ada yang dilakukan secara terjadwal, lebih banyak yang tak terjadwal, bisa sewaktu-waktu kapanpun dibutuhkan oleh pengguna (management perusahaan).

9. Penilai Kualitas Laporan:

a). Akuntansi Keuangan – Kualitas Laporan Keuangan tidak dinilai langsung oleh pengguna (pihak eksternal), melainkan diwakili oleh team auditor independent dari KAP tertentu melalui proses audit. Sepanjang team auditor independen menyatakan laporan keuangan handal dan bisa dipercaya, maka pihak eksternal juga akan berpendapat yang sama. Khusus Ditjen Pajak dan Bea Cukai, mereka memiliki team pemeriksa (auditor) sendiri dan hanya percaya kepada hasil penilaian mereka.
b). Akuntansi Manajemen – Yang menilai kualitas Laporan Internal adalah pengguna langsung (management perusahaan). Sepanjang laporan yang disajikan akurat dan bisa dijadikan input dalam proses pengambilan keputusan, maka laporan dianggap berkualitas. Yang agak sulit, masing-masing manajer perusahaan memiliki selera dan gaya analisa yang berbeda-beda, disamping kepentingan yang berbeda-beda (sesuai fungsi maisng-masing manager). Manajer A mungkin suka laporan yang super detail, manajer B mungkin pusing kalau melihat laporan yang terlalu detail.

10. Sertifiksi:

a). Akuntansi Keuangan – Sertifikasi khusus bagi mereka yang professional dalam Akuntansi Keuangan disebut “Certified Public Accountant” (CPA). Sertifikat diperoleh setelah memenuhi persyaratan tertentu dan lulusan ujian khusus.
b). Akuntansi Manajemen – Sertifikasi khusus bagi mereka yang professional dalam Akuntansi Manajemen disebut “Certified Management Accountant” (CMA). Sertifikat diperoleh setelah memenuhi persyaratan tertentu dan lulusan ujian khusus juga.
Jadi, mana yang lebih sesuai untuk saya, akuntansi keuangan atau manajemen?” mungkin ada yang berpikir demikian setelah membaca perbandingan di atas. Lanjut ke paragraph di bawah…

Mana Yang Lebih Sesuai Untuk Anda?

Ini pertanyaan yang sulit untuk dijawab, bisa menjadi sangat subyektif karena menyangkut preferensi dan selera yang sudah pasti berbeda antara satu orang dengan orang lainnya.
Lagipula, menurut saya pribadi, sebagai seorang akuntan—terlepas dari karir apapun yang dipilih—harus menguasai keduanya dengan sangat baik. Seorang auditor yang bekerja di KAP misalnya, harus juga menguasai akuntansi manajemen dengan sangat baik. Sebaliknya, yang bekerja di dalam suatu perusahaan juga wajib menguasai Akuntansi Keuangan dengan tak kalah baiknya dibandingkan Akuntansi Manajemen.
Tetapi, IYA, ada kecenderungan-kecenderungan yang bisa membuat seorang akuntan merasa perlu lebih memperdalam ilmunya (baca: lebih terspesialisai) pada salahsatu diantara Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Manajemen. Buktinya, ada banyak akuntan yang bergelar spesialiasai “Certified Publik Accountant” (CPA) dan tak sedikit pula yang bergelar “Certified Management Accountant (CMA).
Untuk itu, sekedar gambaran kasar, akan saya coba memberi panduan umum.
Menggunakan perbandingan di atas, anda CENDERUNG lebih cocok terspesialisai ke:
A. Akuntansi Keuangan, jika:
  • Anda lebih suka pekerjaaan yang bersifat statis, konstan dan cenderung dari itu-ke-itu saja;
  • Anda lebih suka bekerja dengan waktu penyelesaian (deadline) yang telah diketahui sejak jauh-jauh hari;
  • Anda lebih suka bekerja dengan pedoman dan acuan yang serba pasti;
  • Anda lebih suka bekerja dalam suasana tenang dan sepi;
  • Anda lebih suka berada dalam tingkat kepastian (certainty) yang tinggi;
  • Anda lebih suka pada hal-hal yang berbau aturan dan standar;
  • Anda lebih suka ‘bermain’ di wilayah yang lebih sempit dan terfokus; dan
  • Anda lebih suka menonton film yang alur ceritanya tipikal dengan karakter tokoh yang bisa ditebak.
B. Akuntansi Manajemen, bila:
  • Anda lebih suka pekerjaaan yang bersifat dinamis, berubah dari waktu-ke-waktu, berfluktuasi dan variatif.
  • Tugas mendadak yang tingkat kompleksitasnya tak bisa diperkirakan adalah tantangan yang mengasikan bagi anda. Mengejar deadline dadakan yang nyaris mustahil adalah sensasi yang sangat anda nikmati.
  • Lebih menyukai fleksibilitas dalam bekerja. Aturan standar dan hukum yang serba kaku justru menjadi pembatas yang membuat anda merasa stress.
  • Tak masalah bekerja dalam suasana yang ramai dan hiruk-pikuk, justru keramaian adalah sesuatu yang lebih anda sukai.
  • Ketidakpastian (uncertainty) tak membuat anda merasa resah, anda bisa beradaptasi dan mudah membaur di tempat dan susasana yang bisa berubah sewaktu-waktu.
  • Anda lebih tertarik pada strategi-strategi bisnis dibandingkan menghafal standard dan pasal undang-undang;
  • Anda menginginkan ruang bermain yang lebih luas, kalau bisa yang tak terbatas; dan
  • Film jenis suspend adalah favorite anda.
Nah, kira-kira mana yang lebih cocok untuk anda?

Mana Yang Lebih Ampuh Untuk Menuju Ke Posisi Puncak?

Bicara PUNCAK, jadi ingat obrolan Pak Mario Teguh dengan host MTGW. Menurutnya:
Ukuran posisi puncak itu berbeda bagi masing-masing orang. Puncak si A mungkin dasar bagi si B. Dan dasar bagi si D mungkin puncak bagi si C.
Sangat setuju. Di ruang tak terbatas, ukuran puncak itu berbeda-beda, tergantung masing-masing orang:
  • Jika menjadi seorang Akuntan Manajemen di perusahaan adalah ukuran puncak bagi anda, maka skill Akuntansi Manajemen adalah yang paling diperlukan untuk bisa sampai di sana. Jika menjadi seorang Auditor di KAP adalah posisi puncak bagi anda, maka skill Akuntansi Keuangan juga bisa menjadi pengantar yang paling sesuai.
  • Namun jika menjadi Direktur Keuangan (CFO) di perusahaan atau Managing Partner di KAP adalah posisi puncak bagi anda, maka menguasai salahsatunya saja adalah tidak cukup.
Sedikit tentang pengalaman pribadi. Begitu lulus saya langsung bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) sehingga lebih banyak bekerja di wilayah Akuntansi Keuangan—praktis tak pernah menyentuh yang namanya “Laporan Internal” yang disajikan oleh Akuntansi Manajemen, bahkan melihat bentuknya pun belum pernah samasekali.
Namun, yang namanya nasib memanglah tak bisa ditebak; entah mengapa saya merasa jenuh setelah 5 tahun bekerja di KAP, akhirnya pindah ke perusahaan.
Pun demikian, ilmu dan pengalaman terspesialisasi di Akuntansi Keuangan selama jadi auditor di KAP juga sangat membantu ketika bekerja di dalam perusahaan, bahkan saya menduga itulah alasan utama mengapa saya langsung dipercaya sebagai Chief Accountant pertamakali bekerja di perusahaan.
Tak lama bekerja diperusahaan itu, saya pindah ke perusahaan lain. Bukan karena jenuh, tapi lebih karena ada tawaran dengan posisi—dan kompensasi—yang saat itu saya nilai lebih baik. Posisi yang baru di perusahaan baru memaksa saya untuk memperdalam Akuntansi Manajemen sekaligus Akuntansi Keuangan dan Keuangan (Finance).
Beberapa tahun berjibaku di di wilayah akuntansi (keuangan dan manajemen) serta keuangan, seiring pertumbuhan perusahaan, saya memperoleh promosi jabatan ke middle management. Namun sebelum itu saya harus masuk internship di kantor pusatnya di luar negeri sana.
Merasa banyak waktu luang di sana, sayapun memutuskan untuk mengambil program study yang samasekali keluar dari Akuntansi Manajemen, yaitu Bisnis. Naluri saya mengatakan, saya harus paham seluk-beluk bisnis jika ingin terus berkembang di wilayah ini.
Namun, sekalilagi, saya tak mau melupakan asal-muasal saya sebagai orang akuntansi keuangan, saya tidak mau pengalaman bekerja di KAP terlupakan begitu saja. Saya tak mau kehilangan pengetahuan tentang standar akuntansi dan UU pajak. Saya berharap bisa mendayagunakannya sewaktu-waktu bila saya perlukan. Saya tidak mau bilang “iya, iya, iya” kepada bawahan hanya karena saya tak cukup update di akuntansi.
Itulah yang membuat saya memutuskan untuk mengambil program persiapan untuk ikut ujian CPA sembari menyelesaikan sekolah bisnis, lalu dilanjutkan dengan ikut ujian dan sukurnya lulus. Karena memang saya melihat keduanya sama-sama penting. Dan ternyata naluri saya tak jauh meleset.
Di posisi management—baik di awal, middle maupun eksekutif—menjadi seorang yang mampu bolak-balik memainkan peran specialist dan generalist di ruang dan waktu bersamaan secara taktis adalah keistimewaan, keunggulan sekaligus keberuntungan (berkah).
Jika anda menjadi seorang Direktur Keuangan (Chief Financial Officer) misalnya, anda dituntut untuk mampu mengawasi Chief Accountant sekaligus Manager Keuangan, Internal Auditor sekaligus Risk Manager, Treasurer sekaligus Controller. Bahkan anda juga diharapkan menguasai Sistim Informasi Akuntansi (SIA) sekaligus Sistim Informasi Manajemen (SIM), karena harus mengawasi IT dan HRD. Bagaimana anda mampu menjalankan fungsi ini jika tidak jago di akuntansi keuangan sekaligus akuntansi manajemen? Bagaimana bisa menjalankan fungsi dengan efektif jika tak menguasai prosedur audit, risk management, sekaligus system?
Dan, jika suatu saat nanti anda berkesempatan menjadi pimpinan di  Kantor Akuntan Publik, mungkin anda juga dituntut untuk mampu mengendalikan Divisi Assurance Services (yang dihuni oleh orang-orang Akuntansi Keuangan) dan Trusted Business Advisory (yang dihuni oleh orang-orang Akuntansi manajemen sekaligus Akuntansi Pajak).
Yang ingin saya sampaikan melalui cerita di atas (sekaligus rekomendasi) adalah:
  • Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Manajemen sama-sama penting;
  • Keduanya tidak saling bertolak-belakang, bukan untuk dipertentangan, melainkan saling mengisi dan saling melengkapi;
  • Gabungan keduanya akan menjadi ilmu akuntansi yang utuh dan bisa memberi impact yang besar bagi organisasi dimana kita bekerja; dan
  • Memandang salahsatunya lebih penting sementara meremehkan yang lainnya adalah kekeliruan, foolish.
Terspesialiasi di awal-awal adalah bagian dari proses yang alamai, tidak apa-apa, sebab tidak semua orang mampu menguasainya secara sekaligus, butuh waktu yang panjang untuk itu. Jika beruntung dan memang ditakdirkan demikian, akan ada masanya anda harus menguasai kedua spesialisasi ini (akuntan manajemen dan akuntansi keuangan) dan mampu mendayagunakannya secara bersamaan. Selamat berakhir pekan.

Sumber: jurnalakuntansikeuangan.com

Waktu dan Tempat Pembayaran BPJS

  1. Pembayaran dilakukan paling lambat tanggal 10 setiap bulannya.
  2. Bila Tanggal 10 pada bulan tersebut jatuh pada hari libur, batas pembayaran iuran pada hari kerja berikutnya.
  3. Pembayaran dapat dilakukan melalui ATM/setor tunai di Bank BRI, Bank BNI, dan Bank Mandiri.
Bagaimana bila terlambat membayar?
  1. Keterlambatan pembayaran iuran dikenakan denda administratif sebesar 2% per bulan dari total iuran yang tertunggak dan dibayarkan bersamaan dengan total iuran yang tertunggak tersebut.
  2. Keterlambatan pembayaran iuran paling lama 3 bulan bagi pekerja penerima upah dan 6 bulan bagi pekerja bukan penerima upah dan bukan pekerja. Jika keterlambatan lebih lama dari waktu yang ditentukan, penjaminan terhadap peserta diberhentikan sementara.
Bagaimana cara mengaktifkan kembali kepesertaan yang telah diberhentikan sementara?
Secara otomatis, kepesertaan JKN akan aktif kembali jika peserta membayarkan/melunasi tunggakan iuran beserta denda administratifnya.

Bagaimana bila terjadi kelebihan/kekurangan pembayaran iuran dari yang seharusnya?
  1. BPJS akan memberitahukan secara tertulis kepada peserta terkait kelebihan/kekurangan pembayaran iuran.
  2. Kelebihan atau kekurangan iuran tersebut diperhitungkan pada pembayaran iuran bulan berikutnya.

Sumber:
  1. Pasal 20 Perpres No.12 Tahun 2013
  2. Pasal 16A-16H. Pasal 17-17 B Perpres No.111 Tahun 2013

Mengenal Jenis Kualitas Film

Di bawah ini beberapa istilah kualitas film yang sering muncul ketika kita akan mendownload sebuah film sharing;
  • BRRip / Bluray : BRRip merupakan istilah lain dari Bluray karena hasil rip dari bluray sehingga kualitasnya pun sama. BRRip merupakan kualitas tertinggi jenis film sharing saat ini. Resolusi yang tersedia untuk BRRip biasanya 720p dan 1080p. Semakin tinggi resolusinya maka semakin jernih kualitas gambarnya. Namun makin tinggi resolusi maka diperlukan spesifikasi komputer yang tinggi juga, jika tidak maka akan terjadi lag atau patah-patah saat film dimainkan. BRRip oleh sahabat icinema3satu sering disebut dengan istilah ijo karena warna hijau pada penulisannya.
  • WEB-DL : Kualitas ini sedikit di bawah kualitas BRRip atau bisa dikatakan setara. Biasanya kualitas WEB-DL akan muncul sebelum kualitas BRRip muncul. Source Web-DL biasanya diunduh dari iTunes Store atau situs lainnya yang menyediakan siaran TV melalui jaringan internet. Resolusi yang ada biasanya 720p dan 1080p.
  • HDRip dan HDTV : Kedua kualitas ini sudah sangat layak untuk ditonton. Kualitas gambar dan suaranya pun cukup bagus dan ukurannya tidak terlalu besar. HDTV adalah hasil rip dari TV dengan kualitas HD jadi gambar dan audio sangat bagus. HDTV biasanya untuk serial TV yang tayang seminggu sekali.
  • PPV : adalah singkatan Pay Per View. Kualitas ini cukup bagus, dihasilkan dari sumber sebuah screen televisi yang  dihubungkan atau direkamkan ke PVR atau DVD recorder.
  • DVDRip : Kualitas ini merupakan salinan dari DVD Original. Kualitas gambar dan suaranya juga cukup bagus meski jauh dari kualitas BRRip namun ukurannya jauh lebih kecil.
  • DVDScr : Kualitas ini masuk dalam kategori kualitas merah atau kurang bagus.
  • R6 dan atau WEBRip : Sama halnya DVDScr kualitas inipun masih masuk dalam kualitas merah. Untuk kualitas ini biasanya terdapat hardsub (subtitle) korea, china, russia, atau bahasa lain yang cukup mengganggu ketika ditonton, kualitas video cukup bagus tetapi terkadang kualitas audionya kurang bagus.
  • TS (Telesync) : kualitas ini sedikit lebih bagus dari CAM. Selain itu sering terdapat kualitas HDTS yang merupakan peningkatan kualitas TS dengan resolusi yang lebih baik / tinggi.
  • CAM : Kualitas ini bisa dikatakan kualitas terburuk dari film sharing. Kualitas ini merupakan hasil dari rekaman camera digital yang diambil langsung di bioskop sehingga kadang penonton yang lalu lalang ikut terekam. Rekaman kualitas ini biasanya menggunakan mini tripod sehingga sering terdapat sedikit goncangan.  Selain CAM terdapat pula kualitas HDCAM yang merupakan kualitas CAM dengan resolusi yang lebih baik / tinggi.
Biasanya urutan keluarnya kualitas dari sebuah film sharing adalah sebagai berikut, meskipun tidak selalu :
[CAM / HDCAM] -> [TS / HDTS] -> [R6 / WEBRip / DVDScr] -> [DVDRip / HDRip / HDTV / PPV] -> [WEB-DL] -> [BRRip / Bluray]

Sumber : icinema3satu.com